Home asia Jalur Sepeda Jakarta yang Kini Ramai dan Penuh Vitalitas

Jalur Sepeda Jakarta yang Kini Ramai dan Penuh Vitalitas

17
0

Di pagi hari pada tanggal 28 April (Senin) di sekitar Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, suasana menunjukkan bahwa jalur sepeda sudah tidak digunakan secara eksklusif oleh para pengendara sepeda saja.

Pantauan

Indotimenews

Sejak berada di depan FX Sudirman, Jakarta Pusat, terlihat kendaraan bermotor melintasi jalur khusus pengendara sepeda.

Pada hari Senin pagi, lalu lintas terlihat macet. Banyak pemotor menggunakan jalan bagi sepeda sebagai alternatif untuk melewati kemacetan.

Pemandangan itu berlanjut hingga di depan Gedung Bursa Efek Indonesia (IDX) hingga jalur sepeda di flyover Dukuh Atas yang mengarah ke Bundaran HI. Deretan motor, terutama ojek online, juga terlihat berhenti di jalur sepeda, sebagian besar menunggu penumpang.

Meskipun papan peringatan melarang kendaraan bermotor memasuki jalur sepeda nampaknya dipasang dengan jelas, namun para pengendara motor sepertinya mengabaikan ketentuan itu. Tidak ada rasa bahwa jalur sepeda harus menjadi area yang aman dan khusus hanya untuk pemilik sepeda.

Dalam keramaian lalu lintas kendaraan bermotor, jumlah pengendara sepeda yang dapat kita lihat saat ini cukup jarang. Sebagian dari mereka malahan lebih memilih untuk menggunakan trotoar di area Jalan Sudirman agar terhindar dari jalur bersepeda yang kini telah menjadi tidak aman.

Kondisi fisik dari jalur sepeda di area Sudirman benar-benar terlindungi dengan adanya pagar pembatas beton yang membatasi jalan untuk kendaraan bermotor dan pengendara sepeda. Akan tetapi, setelah melintasi Bundaran HI ke arah perempatan Sarinah menuju Patung Kuda, pagar beton tersebut serta kone pemisah telah hilang. Hanya sisa garis cat berwarna hijau pada permukaan aspal yang menunjukkan batas jalur sepeda.

Peristiwa serupa pun tampak di dekat Halte Bundaran HI Bank DKI, yaitu tempat acara penaburan bungan sebagai penghormatan kepada almarhumah Lulu Junayah, seorang pe cyclist yang meninggal akibat suatu kecelakaan beberapa hari yang lalu.

Di sana, tidak terlihat lagi pembatas jalan berupa cone atau beton. Hanya cat hijau di atas aspal yang membedakan jalur sepeda dengan jalur umum.

Di tempat tersebut, terpasang satu sepeda yang berwarna putih, sebagai simbol “صند
ghost bike”,
Berdiri dalam kesunyian. Di sepeda itu juga tertempel sebuah poster berwarna hitam disertai hiasan bunga yang sudah kering.

Tersedia ucapan belasungkawa untuk kepergian Lulu Junayah, yang merupakan calon petugas hotel transit and shower locker KAI, pada tanggal 25 April 2025. Mudah-mudahan Allah memberikan ampunan bagi kesalihannya, menebarkan kuburannya, serta memosisikannya dalam tempat terindah di hadirat-Nya.

Lulu Junayah meninggal dunia usai mengalami kecelakaan di Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, pada Jumat (25/4) sekitar pukul 06.40 WIB. Saat itu, Lulu tengah melaju menggunakan sepedanya untuk mengikuti kegiatan fun bike.

Namun, saat sedang melintas di lajur sepeda, sebuah taksi online berhenti mendadak dan membuka pintu. Lulu menabrak pintu tersebut, terpelanting, lalu dalam waktu bersamaan datang motor yang langsung menabrak tubuhnya. Lulu tewas di tempat, sementara pengendara motor mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Menyikapi insiden tragis ini, Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmennya untuk menertibkan kembali jalur sepeda.

Kehilangan satu nyawa seharusnya menjadi pengingat keras bahwa keberadaan jalur sepeda di tengah kota bukan hanya soal marka di jalan, tapi soal keamanan yang nyata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here